Ci Liwung di daerah Bogor dengan latar
belakang G. Salak dari akhir abad ke-19. Foto koleksi Tropenmuseum Amsterdam.
------------
Ciliwung
adalah sebuah sungai di Pulau Jawa. Sungai ini relatif lebar dan di bagian
hilirnya dulu dapat dilayari oleh perahu kecil pengangkut barang dagangan.
Panjang
aliran utama sungai ini adalah hampir 120 km dengan daerah pengaruhnya (daerah
aliran sungai) seluas 387 km persegi.Wilayah yang dilintasi Ci Liwung adalah
Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, dan Jakarta.
Repronegatief. De uitkijktoren op de
pasar ikan, Batavia
Tanggal 1914/1926
-------
Hulu
sungai ini berada di dataran tinggi yang terletak di perbatasan Kabupaten Bogor
dan Kabupaten Cianjur, atau tepatnya di Gunung Gede, Gunung Pangrango dan
daerah Puncak. Setelah melewati bagian timur Kota Bogor, sungai ini mengalir ke
utara, di sisi barat Jalan Raya Jakarta-Bogor, sisi timur Depok, dan memasuki
wilayah Jakarta sebagai batas alami wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.
Di daerah Manggarai aliran Ci Liwung banyak dimanipulasi untuk mengendalikan
banjir. Jalur aslinya mengalir melalui daerah Cikini, Gondangdia, hingga
Gambir, namun setelah Pintu Air Istiqlal jalur lama tidak ditemukan lagi karena
dibuat kanal-kanal, seperti di sisi barat Jalan Gunung Sahari dan Kanal
Molenvliet di antara Jalan Gajah Mada dan Jalan Veteran. Di Manggarai, dibuat
Banjir Kanal Barat yang mengarah ke barat, lalu membelok ke utara melewati
Tanah Abang, Tomang, Jembatan Lima, hingga ke Pluit.
Muara Ciliwung di Pasar Ikan, dilihat
dari Menara Syahbandar Jakarta.
10 Juli 2008
-------------
Dari
13 sungai yang mengalir di Jakarta, Ci Liwung memiliki dampak yang paling luas
ketika musim hujan karena ia mengalir melalui tengah kota Jakarta dan melintasi
banyak perkampungan, perumahan padat, dan pemukiman-pemukiman kumuh. Sungai ini
juga dianggap sungai yang paling parah mengalami perusakan dibandingkan
sungai-sungai lain yang mengalir di Jakarta. Selain karena daerah aliran sungai
(DAS) di bagian hulu di Puncak dan Bogor yang rusak, DAS di Jakarta juga banyak
mengalami penyempitan dan pendangkalan yang mengakibatkan potensi penyebab
banjir di Jakarta menjadi besar.
Sistem
pengendalian banjir sungai ini mencakup pembuatan sejumlah pintu air/pos
pengamatan banjir, yaitu di Katulampa (Bogor), Depok, Manggarai, serta Pintu
Air Istiqlal; serta dengan membagi aliran Ci Liwung melalui kanal-kanal banjir
seperti yang diuraikan di atas. Pemerintah pernah merencanakan untuk membangun
Waduk Ciawi di Gadog, Megamendung, Bogor sebagai cara untuk mengendalikan
aliran sejak dari bagian hulu.